Pada tanggal 26 Oktober 2013, di Novisiat Kapusin gunung Poteng, Gereja St. Padre Pio Gunung Poteng mengadakan kegiatan Pemberdayaan Sosial Ekonomi untuk membangun kebersamaan dalam mencapai kesejahteraan hidup yang lebih baik serta peka akan persoalan sosial ekonomi masyarakat/umat. Dalam membangun kesejahteraan bersama tersebut, P. Cahyo Widiyanto, OFM.Cap mengundang Komisi PSE-KKP-Caritas KAP untuk melakukan suatu penyadaran akan pemberdayaan umat dalam membagun hidup sejahtera. Tujuan pertemuan tersebut adalah dalam rangka membangun hidup yang sejahtera, dengan mengelola sumberdaya alam yang lestari. Hal ini merupakan salahsatu wujud dari kepekaan anggota Rumah Novisiat gunung Poteng pada warga masyarakat/umat yang tinggal di sekitar Gunung Poteng. “Kita tidak dilarang untuk menjadi orang kaya dan berlimpah harta, hanya bagaimana kekayaan itu kita peroleh dan kita manfaatkan demi kesejahteraan bersama” Ujar P. Bagara, OFMCap selaku Ketua Komisi PSE-KKP-Caritas KAP.
Maksud Allah menciptakan bumi dan segala isi nya, pada hakekatnya agar manusia hidup bahagia damai sentosa. Hanya kerakusan dan keserakahan, serta main kuasa itu lah yang membuat manusia itu tidak bahagia. Segala kecemasan akan hari esok dan merasa kurang cukup untuk memperoleh materi sudah menjadi perilaku manusia modern yang rakus terhadap sumberdaya alam dan berakibat paa kerusakan alam. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu yang tentu juga akan menganggu kehidupan manusia itu sendiri.
“Manusia diharapkan mampu mengelola, memanfaatkan dan melestarikan alam ciptaan demi kehidupan manusia itu sendiri semakin lebih baik. Segala yang ada di bumi ini demi kesejahteraan umat manusia, tentu perlu di kelola sebaik mungkin, bukan justru dirusak demi sekadar mencari uang semata” Tegas Bagara, OFMCap dihadapan kelompok umat di Stasi Gunung Poteng.
Dalam kesempatan yang sama Bapak Agustinus Perhijudipo selaku akuntan publik mengajak peserta pertemuan untuk cerdas mengelola keuangan demi meningkatkan kualitas hidup keluarga. Uang bukanlah segala-gala nya dalam hidup namun tanpa uang kita juga tidak dapat berbuat sesuatu yang lebih baik dalam hidup kita.
“Dalam bidang keuangan, kita perlu memiliki prinsip keuangan secara transparan/terbuka, akuntabel/terpercaya, konsisten pemasukan, integritas, manajemen, keberlanjutan pemasukan, pencatatan transaksi. Namun dari seluruh prinsip ini usaha kerja keras, tekun dan hidup hemat adalah kunci hidup sejahtera” tegas Pak Tharo panggilan akrabnya. Kebutuhan kita sebagai manusia itu tidak terbatas, resiko hidup dan beban hidup terkait financial terus mengancam setiap manusia. Kebutuhan hidup keluarga, biaya pendidikan, biaya kesehatan, biaya rekreasi, biaya usaha dan sebagainya perlu direncanakan semaksimal mungkin sehingga tidak terjadi besar pasak dari tiang.
Pada umumnya kelemahan yang kurang disadari dalam mengelola keuangan keluarga ialah perencanaan anggaran belanja rumah tangga, pencatatan transaski/belanja yang konsisten, budaya menabung yang rendah, dan hidup yang kurang mempersiapkan masadepan.
“Perencanaan keuangan perlu dilakukan bersama-sama dalam kelurga, begitu juga dengan usaha yang digeluti, tanpa perencanaan yang matang dalam usaha dan hidup berkeluarga akan menimbulkan persoalan pada masalah keuangan keluarga itu sendiri” kata Pak Kris Jumpat selaku penggerak pemberdayaan ekonomi Keluarga dan aktivis Credit Union.
“Pada dasarnya alam ini telah dimandatkan Pencipta kepada manusia untuk mengolah dan memanfaatkannya sebagai sumber yang dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia. Kerja keras, displin, ketekunan, hemat dan konsisten dalam usaha dan pengelolaan keuangan merupakan nilai-nilai hidup yang kita bersama mencapai kesejahteraan” Lanjut Pak Kris Jumpat.
Gerakan pemberdayaan sosial ekonomi kreatif yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal mesti menjadi kekuatan bersama masyarakat dalam menghadapi kerakusan ekonomi dunia dewaasa ini yang sangat konsumtif, rakus, dan mengabaikan nilai-nilai lingkungan hidup.
Pada akhir kegiatan penyadaran, seorang tokoh umat di Gunung Poteng mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu dan membuka wawasan bagi umat. “Kami bersyukur karena kami mendapat informasi dan wawasan yang menyadarkan, memotivasi kami dalam melakukan suatu usaha ekonomi yang lebih memperhatikan nilai-nilai sosial, budaya, lingkungan hidup.
Sesungguhnya seluruh proses penyadaran gerakan sosial dan ekonomi kreatif pada akhirnya membantu manusia mengelola sumberdaya alam yang lebih bertanggungjawab. Kepekaan sosial untuk berbagi dan membantu yang lemah merupakan ciri khas ajaran iman.
Kebutuhan kita sebagai manusia itu tidak terbatas, resiko hidup dan beban hidup terkait financial terus mengancam setiap manusia. Kebutuhan hidup keluarga, biaya pendidikan, biaya kesehatan, biaya rekreasi, biaya usaha dan sebagainya perlu direncanakan semaksimal mungkin sehingga tidak terjadi besar pasak dari tiang. Pada umumnya kelemahan yang kurang disadari dalam mengelola keuangan keluarga ialah perencanaan anggaran belanja rumah tangga, pencatatan transaski/belanja yang konsisten, budaya menabung yang rendah, dan hidup yang kurang mempersiapkan masadepan.
“Perencanaan keuangan perlu dilakukan bersama-sama dalam kelaurga, begitu juga dengan usaha yang digeluti, tanpa perencanaan yang matang dalam usaha dan hidup berkeluarga akan menimbulkan persoalan pada masalah keuangan keluarga itu sendiri” tukas Pak Kris Jumpat selaku penggerak pemberdayaan ekonomi Keluarga dan aktivis Credit Union.
“Pada dasarnya alam ini telah dimandatkan Pencipta kepada manusia untuk mengolah dan memanfaatkannya sebagai sumber yang dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia. Kerja keras, displin, ketekunan, hemat dan konsisten dalam usaha dan pengelolaan keuangan merupakan nilai-nilai hidup yang kita bersama mencapai kesejahteraan” Lanjut Pak Kris Jumpat.
Gerakan pemberdayaan sosial ekonomi kreatif yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal mesti menjadi kekuatan bersama masyarakat dalam menghadapi kerakusan ekonomi dunia dewaasa ini yang sangat konsumtif, rakus, dan mengabaikan nilai-nilai lingkungan hidup.
Pada akhir kegiatan penyadaran, seorang tokoh umat di Gunung Poteng mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu dan membuka wawasan bagi umat. “Kami bersyukur karena kami mendapat informasi dan wawasan yang menyadarkan, memotivasi kami dalam melakukan suatu usaha ekonomi yang lebih memperhatikan nilai-nilai sosial, budaya, lingkungan hidup.
Sesungguhnya seluruh proses penyadaran gerakan sosial dan ekonomi kreatif pada akhirnya membantu manusia mengelola sumberdaya alam yang lebih bertanggungjawab. Kepekaan sosial untuk berbagi dan membantu yang lemah merupakan ciri khas ajaran iman.
Sumber: www.bonumcummune.blogspot.com